Disporapar Kalbar Beri Dukungan Penuh Festival Robo-Robo

MEMPAWAH, SP - Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat (Kalbar) Windy Prihastari mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar menghadiri festival atau upacara robo-robo di Kabupaten Mempawah, Rabu (4/9/2024). Dalam kesempatan itu, Windy ikut berlayar menggunakan kapal menuju muara Sungai Mempawah tempat acara berlangsung. Rangkaian robo-robo sendiri dimulai dengan ritual buang-buang, dan pembacaan doa yang dipimpin oleh Raja XIII Mempawah Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, dari atas kapal. Tradisi masyarakat Kabupaten Mempawah ini, merupakan salah satu event budaya yang cukup terkanal di Kalbar. Bahkan Festival Robo-Robo telah masuk dalam agenda tetap pada Calender Of Event (Ceo) Kalbar.

"Festival robo-robo ini merupakan salah satu kalender event Kalbar, dan selalu setiap tahun kami (Pemprov) dukung dengan memberikan bantuan dukungan event untuk pelaksanaan kegiatan," ungkap Windy.

Untuk Festival Robo-robo tahun ini, Windy menyebutkan, Pemprov Kalbar telah memberikan bantuan sebesar Rp100 juta. Ia menambahkan, robo-robo merupakan salah satu festival di Kalbar yang menjadi unggulan dalam Calender Of Event (Ceo) Kalbar.

"Semoga saja dengan secara terus menerus dilaksanakan, dan kami (Pemprov) membantu dalam pelaksaan event ini, event ini ke depan bisa masuk dalam Kharisma Event Nusantara (tingkat nasional)," harapnya.

Windy yang juga Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Kalbar itu menilai, tradisi robo-robo menjadi budaya masyarakat Kalbar, khususnya Kabupaten Mempawah yang memang harus terus dilestarikan. Ia pun berharap generasi muda Kalbar bisa mengetahui, dan mau ikut melestarikan budaya leluhur yang telah dilaksanakan sejak zaman dahulu itu.

"Karena mereka (generasi muda) yang akan melanjutkan dalam melestarikannya. Spesial pada tahun ini adanya pemuda pertukaran budaya dari Italia, dan Jepang yang mana langsung datang ke sini untuk melihat Festival Robo-Robo ini. Kami berharap festival ini bisa membangkitkan ekonomi kreatif (ekraf) masyarakat Kalbar, terutama di Kabupaten Mempawah," pungkasnya.

Seperti diketahui, robo-robo merupakan salah satu upacara yang dikenal masyarakat Mempawah. Upacara tersebut dilaksanakan setiap tahun pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar. Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut Opu Daeng Menambon dari Kerajaan Matan (Martapura) di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Pontianak pada tahun 1737 Masehi atau 1448 Hijriah. Opu Daeng Menambon adalah keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Opu Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama Islam.

Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga membangun Mempawah dengan menjadi seorang raja di Kerajaan di Mempawah. Ritual Robo-robo dimulai saat Opu Daeng Menambon beserta keluarga, serta punggawa dan pengawal berangkat dari Desa Benteng, Mempawah menggunakan perahu bidar. Perahu bidar adalah perahu kerajaan dari Istana Amantubillah. Kapal tersebut berlayar menuju muara sungai Mempawah yang berada di Desa Kuala, Mempawah dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan. Berlayar keluarga kerajaan ini diiringi dengan 40 perahu. Saat masuk Muara Kuala Mempawah, rombongan tersebut disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah. Sambutan tersebut dilakukan dengan memasang berbagai kain warna-warni dan kertas di rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Karena kedatangan rombongan tersebut bertepatan dengan bulan Safar, maka masyarakat Mempawah memperingatinya sebagi upacara tolak bala. (*) 

sumber : https://www.suarapemredkalbar.com/read/potret/04092024/disporapar-kalbar-beri-dukungan-penuh-festival-robo-robo

06 September 2024